watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

KEINDAHAN PADA AKHIR

Aku tidak pernah membayangkan akan menulis
cerita ini dalam seumur hidupku, tetapi keindahan
ini terlalu berat untuk kubawa sendiri menembus
masa depan yang penuh misteri.

*****

16 Februari 2002
Riuh suara mesin judi di suatu tempat di Jakarta
Barat menyergapku waktu aku memasuki
ruangan yang cukup luas dan ber-AC kencang.
Setelah beberapa saat berkeliling aku menemukan
sebuah mesin yang kosong dan cukup menarik
minatku untuk mencoba.
Pada awalnya aku tidak begitu memperhatikan
sekelilingku, setelah beberapa saat aku menoleh
ke samping kiriku dan melihat seorang wanita
yang dalam taksiranku berusia sekitar 32-36 tahun
(pada akhirnya aku tahu bahwa dia ternyata telah
berusia 42 tahun) dan aku merasa nyaman
karena usiaku pada waktu itu juga 32 tahun.

Setelah beberapa saat kami saling menyapa
sekedarnya, dia menghembuskan rokoknya
dengan muka muram. Aku kemudian iseng
mengajaknya.
"Kita makan keluar yuk, soalnya hari ini
peruntunganku jelek, dari tadi kalah terus".
Dia hanya tersenyum simpul dan dingin sambil
mengacuhkan aku. Kemudian dia berpindah
tempat dengan seorang perempuan lain yang
ternyata pada akhirnya aku tahu bahwa dia adalah
adiknya dari lain ibu. Setelah beberapa lama, aku
memutuskan untuk pulang dengan uang yang
hanya tersisa Rp 500 ribu di kantong. Pada saat
aku melangkah keluar, aku melewati dia dan
bertanya lagi..
"Mau makan bareng?" dia terdiam beberapa saat
dan lalu berbisik dengan adiknya.
"Mau makan kemana?" tanyanya kembali pada
akhirnya.

"Nanti gampang kita cari yang kamu suka"
jawabku.
Dia bangun dari mesin Mickey Mouse itu dan ikut
bersamaku keluar lokasi menuju tempat parkir
mobil. Sampai saat itu aku belum dapat melihat
wajah dan bentuk tubuhnya hingga di lokasi
parkir mobil. Ketika memasuki mobilku, aku
memandang sosok tubuh semampai kurang
lebih 157 cm dengan berat 45 kg, anggun tapi
penuh kemuraman di wajahnya.
Saat keluar dari lokasi, sama sekali tidak terbersit
aku akan mengalami suatu love affair yang
dahsyat dan akan membuat suatu perubahan
dalam jiwaku. Mobil terus melaju dan kami tetap
saling terdiam sampai aku mencoba
mengarahkan mobilku ke suatu motel di kawasan
Jakarta Utara, dimana mobil bisa langsung masuk
ke dalam garasi yang tersedia di tiap kamar motel
tersebut. Pada saat aku memasuki motel tersebut
dia dengan dinginnya berkata..
"Memangnya di sini ada makanan?" Aku cukup
gugup dengan nadanya yang datar, tidak
terkesan takut tidak juga senang.
"Aku mau ngobrol sama kamu di sini" jawabku.

"Apa nggak ada tempat lain yang lebih bisa buat
ngobrol?", tanyanya.
"Kalau kamu keberatan nggak pa-pa, kita keluar
lagi dari sini" jawabku.
"Nggak usah, kita sudah sampai, ya sudah kita
turun".
Jantungku mulai berdegup. Apa dia tahu
maksudku?, tanyaku dalam hati. Kami turun dan
aku membayar sewa kamar untuk 6 jam
tersebut. Di dalam kamar aku memperhatikan
keanggunan dia, bertubuh langsing, rambut tebal
terikat ke belakang dan ditambah wangi parfum
yang mahal dan wajah yang dingin. Dia hanya
menyedot rokoknya dengan tenang dan berkata
menyindirku..
"Kita mau pesan makanan atau mau saling lihat-
lihatan di kamar ini?"
Aku bangkit dan berjalan menghampiri tempat
duduknya dan mendekatkan wajahku ke
wajahnya, kemudian aku mencium pipinya halus
dan berbisik..
"Jangan tanya kenapa aku membawa kamu ke
sini, tapi tanya hatimu kenapa kamu mau aku ajak
ke sini?" Dia menatapku tajam dengan mata yang
di kemudian hari menjadi mata yang aku cintai
dan berkata..
"Kamu cukup punya nyali ya? Belum kenal,
belum tahu nama, sudah main bawa ke kamar.

Apa ini kebiasaanmu?" Aku terdiam dan dan
mundur menjauh.
"Kalau ya kenapa dan kalau ini baru pertama
kenapa?" Dia bangkit menuju kamar mandi
seraya berkata..
"Aku mau kita pulang" lalu ia memasuki kamar
mandi. Aku hanya bisa termenung dan
memutuskan untuk pulang. Pintu kamar mandi
terbuka dan ia keluar, ada sesuatu yang
mempesonaku saat ia keluar dengan rambut
terurai seraya berkata..
"Ayo pulang, aku tidak mau ditipu sama anak
seperti kamu"
Tiba-tiba entah dari mana keberanian itu, aku
memeluk dia dan mencoba menciumnya. www.ceritaindo.sextgem.com Pada
awalnya dia agak berontak tapi akhirnya berdiam
pasif dan dingin. Bibirnya hanya diam dan
terkatup. Bibirku mencari celah rongga bibirnya
dan lidahku mencoba memasuki bibirnya.

Perlahan tapi pasti aku bisa memasuki bibirnya
dan menemukan lidah yang kucari.
Pada awal lidahku berhasil mendapati lidahnya,
tubuhnya agak tergetar tapi diam kembali.
Perlahan tapi pasti aku menyedot lidahnya
berputar perlahan dan menikmati setiap lekuk dari
bibir dan lidah yang kurasa nikmat itu. Tanpa
kusadari, aku mendorong dia rebah ke ranjang.
Lidahku mencari lidahnya keluar masuk, berputar
dan kusedot dengan perlahan.
Nafasnya mulai tersengal, tanganku mulai meraba
dadanya dan menemukan buah dada yang begitu
kenyal (dalam usia 42 tahun, masih seperti gadis
20 tahun). Lidahku merayap ke belakang
telinganya dan menciumnya dengan birahi yang
bergelora, tanganku kesulitan membuka
pakaiannya sehingga aku bangkit dan mencoba
membuka bajunya. Dia memegang tanganku dan
matanya menatapku tajam lalu beberapa detik
terdiam dan sesudah itu ia berkata..
"Biar aku sendiri yang buka, aku takut kamu
merobek baju ini".
Jantungku berdebar keras pada saat ia membuka
pakaiannya satu persatu. Pada saat pakaian
atasnya terbuka, aku melihat buah dada
berukuran 34B dibalut dengan BH sutra tipis yang
mewah sekali. Kemudian Ia membuka rok
panjang yang ia gunakan dan terpampanglah
sesosok tubuh yang sempurna dimana pinggul
dan pantatnya yang begitu montok dan berisi
dibalut oleh sebuah g-string warna hitam
sewarna dengan BH-nya.
Nafasku memburu, kejantananku mengeras di
balik celana panjangku dan cukup menyakitiku
sehingga aku langsung membuka kemeja dan
celanaku dan hanya tinggal mengenakan CD
warna hitam. Dia melihatku dan wajahnya agak
berubah melihat CD yang aku kenakan sewarna
dan juga semi g-string. Tanpa membuang
waktu, aku menghampirinya dan dengan
keahlianku, dengan sekali sentak, BH-nya terbuka.

"Kamu kayanya ahli membuka BH perempuan
yah?" (Ucapannya itu yang sampai saat kami
terakhir bersama pun selalu diucapkan olehnya).
Dengan telah terlepasnya BH-nya, aku
menemukan sepasang bukit kenyal yang
seharusnya menjadi milik anak gadis berusia 20
tahunan dan bukan milik seorang wanita berusia
42 tahun dengan 3 anak dan 2 cucu. Tanpa
membuang waktu, mulutku mencari puting
susunya dan menyedotnya lama dan lembut, di
dalam gerakan lidahku yang secara perlahan
berangsur cepat dan bertambah keras, aku
merasa putingnya mengeras dan membuatku
menggigit mesra dan lembut hingga terdengar
rintihan halus dari bibirnya.

Dalam posisi berdiri itu, aku menengadahkan
wajahku tanpa sedikit pun melepas puting yang
kini telah kugigit-gigit dengan dengan gemas dan
kusedot sampai setengah buah dadanya masuk
dalam lahapanku yang penuh nafsu berahi.
Kulihat seraut wajah itu terpejam sambil
menggigit bibir seraya merintih halus seakan tidak
rela desahan nafsu terlontar dari bibirnya.
Aku merebahkan tubuhnya dan mulutku
berpindah dari buah dada yang satu ke yang
buah dada yang lainnya. Barangku mengeras dan
menempel di pahanya yang mulus, bergesek liar
menambah api birahi yang membakarku.

Mulutku meninggalkan payudaranya dan turun
menelusuri perutnya yang rata tidak berlemak,
aku mencium belahan dalam pahanya yang
terbalut g-string yang sexy sekali.
Mulutku terus menuruni pahanya ke arah lutut
dan betisnya. Mulutku mencari setiap jari kakinya
dan menciumnya sambil menggigit perlahan dan
berpindah ke kaki yang lainnya. Setelah beberapa
kali aku ulangi, mulutku mencari lututnya dan
menciuminya dari semua arah baik dalam
maupun luar hingga tubuhnya menggelinjang
hebat dan dia mencoba melepaskan pahanya dari
mulutku, tapi tanganku menahan pinggulnya dan
lidahku bergerak liar menelusuri permukaan g-
string yang menutupi celah yang aku dambakan.

Lidahku menyapu permukaan g-string dan
mencari celah untuk menyelinap. Dengan sedikit
gerakan jariku, lidahku menyapu kelentitnya
hingga dia mengerang sambil berdiri dari posisi
tidur, lalu berkata..
"Aku buka dulu CD-ku, aku takut kamu menggigit
dan merobek CD ini", ujarnya lalu dia
mengangkat sedikit pinggulnya dan menarik
turun CD-nya.

Aku hanya tersenyum mendengar perkataannya
karena aku tahu bahwa dia menggunakan waktu
membuka CD-nya untuk mengatur nafas yang
telah sampai di ujung birahinya. Tanpa
membuang waktu, begitu CD-nya telah terlepas,
aku langsung saja membenamkan wajahku di
tengah lubang kenikmatannya, tapi dia
menggelinjang dan menahan wajahku sambil
berkata..
"Kamu nggak adil, kamu sendiri belum dibuka!"
Aku hanya tersenyum melihat wajah yang cantik
dan seksi di mataku itu tengah tersengal-sengal
mencoba mengatur nafasnya. Aku bangkit dan
mundur sedikit sambil tanganku membuka CD
semi g-stringku di hadapannya pelan-pelan.

Matanya tidak berkedip melihat kejantananku
yang berukuran 17 cm dengan urat-urat
pembungkusnya telah tegak mengeras dan
membundar di depan matanya.
Tanganku mengelus kepala helm kejantanananku
dan secara tiba-tiba, pada saat dia sedang melihat
kejantananku aku menyentakkan kedua kakinya
sehingga dia telentang dan berjongkok dan
dengan secepat kilat meletakkan bibirku pada bibir
vaginanya. Sebelum tangannya sempat mencapai
kepalaku dan menolaknya lagi, lidahku sudah
menjilat belahan vaginanya dengan jilatan
panjang.
Tubuhnya bergetar dan mulutnya melenguh
panjang. Begitu mencapai kelentitnya, aku
langsung mengunyahnya secara halus dan
panjang hingga ruangan kamar ini dipenuhi oleh
rintihan dan lenguhan birahi yang membuatku
kesetanan karena pada setiap rintihannya aku
semakin terbakar nafsu dan kejantananku
semakin mengeras dan berdenyut mencari
tempat untuk menjepitnya.
Lidahku semakin lincah dan semakin rajin keluar
masuk goa kenikmatannya. Tangannya
mencengkeram kepalaku dan menarik rambutku
sambil terus merintih keras. Lidahku bergerak
cepat dan kadang lambat tapi menggesek kasar di
celah goa kenikmatannya.

"Stop.., ampun, aku mohon stop jangan buat aku
jadi gila!!", pintanya dengan setengah berteriak.
Aku tidak mempedulikannya dan terus
mencengkram kedua pahanya yang melingkari
leherku.
Beberapa detik kemudian aku merasa pinggulnya
terangkat dan mengejang. Aku tahu dia akan
mencapai klimaksnya. Aku menahan pinggulnya
dan lidahku mencari kelentitnya dan kembali aku
mengunyahnya dengan lembut tapi bertenaga
hingga aku merasa kepalaku dijepit oleh kedua
pahanya, rambutku dijambak sekeras-kerasnya
olehnya dan keluarlah rintihan panjangnya diikuti
keluarnya suatu cairan yang amat aku sukai.

"Ahh, shit, shit kamu gilaa!!"

Kemudian kusaksikan
suatu pemandangan yang membuat birahiku
menggelora. Wajah yang penuh dengan keringat,
mata terpejam, rambut yang berantakan
menutupi wajahnya dan nafas yang tersengal-
sengal.
Dalam beberapa detik setelah aku puas menjilati
cairan kenikmatannya, aku bangkit dan membuka
pahanya dan menaikkan kedua kakinya ke
pundakku, dengan posisi demikian aku memiliki
posisi yang paling ideal untuk memasukkan
kejantananku sedalam-dalamnya ke goa
kenikmatan yang telah bergelimang cairan
birahinya. Aku mulai meletakkan kepala penisku
dan menggosoknya pelan-pelan. Setelah siap, aku
mendorong kepala penisku memasuki gerbang
kenikmatan tersebut.
Pada saat kepala penisku yang cukup besar
(semua wanita yang pernah merasakan
kejantananku selalu mengatakan kepala penisku
lebih besar dibandingkan ukuran normal)
memasuki lubang tersebut, dia hanya bisa
merintih pelan. Aku menahan sebatas kepalanya
tertelan oleh leher vaginanya dan berdiam
beberapa saat. Aku mulai mendorong sampai
setengah batangku menggesek pelan dan terasa
nikmat sekali, sesudah itu menarik kembali
sebatas leher helm kejantananku dan
mendorongnya pelan kembali menembusnya
sampai setengah panjang batangku.
Aku melakukannya selama lebih kurang sepuluh
kali dan aku agak menekan kedua kakinya
mengangkang dan membukanya lebar sambil
kutekan sekuat tenaga tetapi lembut dan pada saat
aku mencapai batas terdalam dan menemukan
daging kenikmatan yang menggesek kepala helm
kejantananku, detik itu pula tangannya
menyambar kepalaku dan menarik kepalaku
untuk mencari bibirku dan menciumnya liar sekali.

Aku mendiamkan keadaan ini beberapa saat dan
aku merasa suatu cairan nikmat hangat
merembes dari dalam vaginanya, ia dua kali
keluar, pikirku. Sambil tetap berciuman aku
menarik batangku sebatas helm yang terjepit erat
oleh otot cincin vaginanya dan mendorong
kembali sedalam-dalamnya sambil memberatkan
seluruh tubuhku ke pinggangku dan kembali
menemukan kenikmatan gesekan seluruh
batangku bergesekan dengan dinding vaginanya
yang mencengkeram erat sampai kepala penisku
menggesek kasar daging menonjol dalam
vaginanya dan ia merintih panjang dan menyedot
lidahku kuat-kuat.
Tiba-tiba pada saat posisi terdalam itu dia menarik
leherku dan menaikkan pantatnya dan
menggoyangnya pelan tapi ditekan sedalam-
dalamnya hingga aku terlontar ke sorga ketujuh.
Putarannya begitu pelan tapi menekan dalam
sehingga kepala penisku terasa digosokkan total
dengan daging dalam vaginanya sambil seluruh
batangku diremas-remas oleh otot dinding
vaginanya.

Dan tiba-tiba ia merintih keras sambil mencakarku
keras dan memedihkan punggungku. Dia
terlontar melepaskan pelukannya pada leherku
sambil pahanya tetap tersangkut di pundakku.
Lalu ia tergeletak tersengal-sengal dan aku merasa
kembali cairan hangat merembes keluar dari
vaginanya. Aku sudah sampai di ujung nafsuku
dan aku mencabut kejantananku sambil
membalikkannya pada posisi telungkup. Aku
menaikkan pinggul dan pantatnya dalam posisi
doggie style walaupun kulihat dia sudah
kehabisan tenaga.

Setelah posisinya pas, aku mendorong
kejantananku amblas dalam suatu sentakan keras
dan ia merintih sambil tangannya meremas sprei
di bawahnya. Di kaca besar yang disediakan di
kamar ini aku bisa melihat kejantananku keluar
masuk dengan suatu sentakan keras tapi dalam
irama lambat. Kepalanya yang menunduk disertai
rambut yang terurai lebat membuatku serasa
berada di awan birahi dan tiba-tiba aku merasa
dia menggerakkan pinggulnya mendorong balik
setiap gerakanku ditambah gerakan memutar
keras hingga kepala kejantananku seperti
diremas-remas hangat dan ketat dan digesekan
sekerasnya dengan daging di dalam vaginanya.

Agak lama kami melakukan ini sampai kepala
penisku terasa agak panas, denyut kenikamatan
yang sangat luar biasa aku rasakan setiap aku
menggesek keluar dan masuk lubang itu. Aku
makin dalam mendorong ditingkahi rintihannya
yang semakin keras dan aku merasa denyut
batang kejantananku merambat ke arah kepala
penisku dan otot vaginanya mengimbangi
dengan denyutan lembut yang semakin cepat.
Tuhan, aku belum pernah mengalami kenikmatan
seperti ini, begitu lembut tapi sangat terasa dalam
setiap gesekan dan tekanan, batinku berbisik di
ambang ledakan kenikmatan diriku. Dan pada
tekanan terakhir aku mencengkeram pinggulnya
dan mendorong sekuat-kuatnya dibalas dengan
dorongan balik oleh pinggulnya, srett, srett, srett
semburan demi semburan aku menumpahkan
semua birahi yang terkumpul sejak tadi dalam
lubang kenikmatannya dan disusul denyutan
keras dinding vaginanya dan tangannya mencari
pahaku untuk dicakar sekeras-kerasnya.
Dalam beberapa saat aku merasa tulangku dilolosi
semua dan mataku terpejam menikmati detik-
detik saat aku mengeluarkan seluruh cairan
kenikmatan di dalam lubang surgawi yang
sedang aku masuki ini. Kepalaku berdenyut keras
seiring setiap semburan yang aku keluarkan.

Setelah itu badai itu mulai mereda walau dalam
posisi diam tidak bergerak tapi setiap otot kami
berdua bekerja diluar kehendak dan berdenyut
keras sampai pelan-pelan melambat. Setelah aku
membuka mata, perlahan-lahan aku mencabut
batangku yang masih mengeras dan tubuhnya
langsung tergeletak lemas seakan pingsan. Aku
merebahkan tubuhku di sampingnya dan
memejamkan mata.
Aku melihat handphone yang tergeletak di
samping ranjang dan melirik jam, 1 jam 20 menit
sejak aku menunggu dia keluar dari kamar mandi
dan memutuskan untuk pulang. Sejam lebih kami
bergulat dalam lautan birahi!! Aku mencoba
melihat lagi dan memastikan bahwa aku tidak
salah melihat jam. Aku melirik ke arahnya dan
melihat sepasang bola mata yang menatapku
tajam.

"Jam kamu pukul berapa sekarang?" aku
bertanya.
"23.45", jawabnya sambil melihat kamnya.
Persis seperti jamku dan berarti benar kami telah
berenang dalam lautan asmara sejam lebih. Dia
pun tersentak dan melirikku diam dan aku
mengangguk, lalu dia memejamkan mata sambil
berkata..
"Oh tuhan, gila! Ini nggak mungkin selama ini"
Setelah beberapa saat, aku mengambil handuk
bersih dan aku selimutkan ke tubuhnya dan aku
membuka dua botol minuman complimentary
untuk diminum bersama. Setelah beberapa saat
dia bangkit menuju kamar mandi dan aku
memejamkan mataku lagi, tergolek memulihkan
tenagaku yang terkuras habis. Dalam beberapa
saat aku membuka mata dan aku menemukan
dia sudah berpakaian rapi duduk di kursi dan
memandangiku dengan seribu arti. Aku melirik
jam dan sudah lewat 40 menit, ternyata aku
tertidur, aku bertanya..
"Kenapa kamu nggak bangunkan aku?".
"Aku lihat kamu tidur nyenyak sekali, jadi aku
nggak tega membangunkan kamu". Nada yang
lembut dan hangat terdengar berbeda pada saat
kami memasuki kamar ini.

Aku masuk ke kamar mandi dan mandi. Setelah
rapi aku keluar dan menyalakan rokok dan tetap
tidak tahu harus berbicara apa dengan wanita
yang namanya pun belum aku kenal tapi
merasakan percintaan terdahsyat selama
hidupku. Dia melihat jamnya dan berkata..
"Ayo kita pulang, aku harus kerja". Aku hanya
terdiam dan beranjak pergi.
"Kamu mau pulang kemana?", tanyaku.
"Cukup kamu antar ke tempat kita bertemu",
jawabnya.
"Aku mau tahu rumahmu", ujarku.
"Belum saatnya kamu tahu lebih lanjut tentang
aku".
Lalu aku membawa mobilku membelah malam
menuju ke tempat kami bertemu. Sampai pada
tempat kami bertemu, aku bertanya..
"Boleh aku minta nomor teleponmu?" dia hanya
tersenyum beberapa saat dan itulah yang
membuatku jatuh cinta di saat wajahnya tidak lagi
diliputi kesedihan dan berseri ceria.
"Kamu bahkan belum tanya namaku, sudah
tanya teleponku". Aku tertawa malu.
"Boleh aku tahu namamu?"
"Natalie", dia menjulurkan tangannya dan berkata
lembut.

"Justin", balasku. Setelah itu dia memberikan
nomor HP-nya dan menghilang ke dalam gedung
perjudian tersebut.
Aku menjalankan mobilku keluar dari gedung
tersebut dan berusaha melupakan semua itu
yang terjadi seperti mimpi. Tapi ini adalah suatu
awal dari kejadian yang amat dalam menggores
hatiku selanjutnya.


Adult | GO HOME | Exit
1/1214
U-ON

inc Powered by Xtgem.com